Selasa, 29 April 2014

Faktor-Faktor Pembentuk Tanah


Faktor Pembentukan Tanah

Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu. Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.

1. Iklim 
adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (temperatur). Faktor pembentukan tanah melalui iklim meliputi curah hujan dan suhu.
  • Curah Hujan Pada umumnya makin banyak curah hujan maka keasaman tanah makin tinggi atau pH tanah makin rendah, karena banyak unsur-unsur logam alkali tanah yang terlindi misalnya, Na, Ca, Mg, dan K, dan sebaliknya makin rendah curah hujan maka makin rendah tingkat keasaman tanah dan makin tinggi pH tanah. Makin lembab suatu tanah maka makin jelek aerasinya dan juga sebaliknya, hal ini desebabkan karena adanya pergantian antara air dan udara dalam tanah.
  • Suhu (temperatur), Suhu sangat berpengaruh bagi proses pembentukan tanah meliputi evapotranspirasi yang meliputi gerak air di dalam tanah, juga meliputi reaksi kimia bilamana suhu makin besar maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.
    2. bahan induk
    Dalam proses pembentukan tanah juga terdapat bahan induk yang menyusun pembentukan tanah, bahan induk tersebut bersumber dari batuan dan bahan organik.
    • Batuan dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang terjadi didalam membentuk kerak bumi, batuan pada umumnya tersusun atas dua mineral atau lebih. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis batuan, yaitu beku, batuan endapan dan batuan malihan.
    - Batuan Beku
    Batuan beku atau batuan vulkanik terbentuk oleh magma yang berasal dari letusan gunung berapi, batuan beku atau batuan vulkanik terdiri dari meneral yang tinggi dan banyak mengandung unsur hara tanaman. Di Indonesia batuan vulkanik memegang peranan yang lebih penting, hal ini di sebabkan karena gunung berapi tersebar mana-mana, dan karena letesan gunung berapi yang menghasilkan batuan vulkanik yang menyebabkan kesuburan tanah. Selain atas dasar terjadinya batuan vulkanik juga dapat dibagi atas dasar kandungan kadar Si O2 nya menjadi tiga golongan, yaitu, batuan asam yang berkadar Si O2 lebih dari 65%, batuan intermedier yang kadar Si o2 antar 52% s/d 65% dan batuan basis yang berkadar Si Okurang dari 52%.
    Batuan vulkanik di Indonesia kebanyakan termasuk basis, kemudian intermedier dan yang paling sedikit batuan asam. Batuan asam biasanya berwarna lebih muda dari pada batuan basis, batuan asam juga biasanya lebih banyak mengandung alkali dan Al, sedangkan kadar unsur-unsur seperti Fe,Mg dan Ca lebih rendah, sehingga berat jenisnya juga lebih kecil. 

    - Batuan Endapan
    Batuan endapan terjadi karena proses pengendapan bahan yang diangkut oleh air atau udara dalam waktu yang lama. Ciri untuk membedakan batuan endapan dan batuan lainnya yaitu, batuan endapan biasanya berlapis, mengandung jasad (fosil) atau bekas-bekasnya dan adanya keseragaman yangnyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang menyusun.
    Adanya lapisan dalam batuan ini disebabkan karena timbunan lapisan pengendapan yang masing-masing berbeda bahan, tekstur, warna dan tebalnya. Proses pelapukan batuan endapan dapat terjadi melalui gerakan bumi, seperti gempa bumi, patahan,timbulan,bahkan lipatan, dan tekanan akibat temperartur, juga bisa diakibatkan oleh tenaga mahkluk hidup seperti akar dan hewan, maupun gaya kimia yang di sebabkan oleh gaya kimia seperti CO2, Oasam organik dan sebagainya.

    - Batuan Malihan
    Batuan malihan terbentuk dari batuan beku atau batuan endapan atau juga dapat terbentuk dari batuan malihan lainnya yang mengalami proses perubahan susunan yang diakibatkan oleh pengaruh panas, tekanan atau gaya kimia. Yang di namakan proses malihan adalah jumlah proses yang bekerja dalam zone pelapukan dan menyebabkan pengkristalan kembali bahan induk. Adapun syarat tejadinya proses malihan yaitu di sebabkan oleh :
    ·         Temperatur yang tinggi juga dapat mempertinggi plasitisitas mineral. Sumber panasnya berasal dari bagian dalam bumi, energi mekanik menghasilkan yang merupakan hasil proses geologi dan magma yang meleleh.
    ·         Tekanan yang mempengaruhi proses malihan ada macam, yaitu tekanan hidrostastik dan tekanan yang berarah berupa desakan. Yang tertama menyebabkan perubahan volume dan menghasilkan stuktur butir yang tidak teratur, sedangkan desakan menyebabkan bentuk dan menghasilkan struktur sejajar. Tekanan yuang seragam mempengaruhi keseimbangan kimia dengan memacu pengeluaran volume dan pembentukan mioniral-mineral yang rapat jenisnyalebih tinggi, sedangkan desakan mewujudkan berbagai pengaruh terhadap susunan mineral batuan. Waktu yang lama lambat laun membentuk batuan malihan.

    3. Organisme
    Bahan organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna tanah coklat kehitaman, serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah. Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah. Faktor yamg mempengaruhi bahan organiuk tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah makin berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula bahan organik uyang terkandung dalam tanah.
    • Makhluk Hidup, Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan  untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi. Jasad remik (mikro organisme) dalam tanah mempunyai peranan dalam prose peruraian bahan organik menjadi unsur hara dapat di serap oleh akar tanaman dan pembentukan humus (bunga tanah). Cacing tanah sangat aktif dalam peruraian (dekoposisi). Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Tikus dan binatang lai menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan. Manusia mempengaruhi pembentukan tanah melalui cara penggunaan tanahnya, terutama cara bercocok tanam, menentukan jenis tanaman yang di tanam, cara pengolahan atau penggarapan, permukaan, cara pemanenan, menentukan rotasi tanaman dan lain sebagainya.
    4. Topografi
    Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil dari pada tanah yang berombak. Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
    Didaerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuf vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning coklat. Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.

    5. Faktor Waktu
    Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk.
    Gunung berapi mengendapkan lava dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama. Semua tingkatan perkembangan tanah dapat di temukan kembali pada endapan-endapan itu. Didaerah beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup subur.
    Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Untuk jelasnya lihat gambar berikut:
      
    Gambar 1. Tingkat-tingkat perkembangan tanah
     Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
    Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
    Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik danlatosol tua (laterit).
    Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. Secara ringkas faktor-faktor pembentuk tanah digambarkan seperti berikut:


    Daftar Pustaka:


    Hardjowigeno Sarwono, Prof Dr. Ir. H. M.Sc. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta : CV. AKADEMIKA PRESSINDO.

    Mohr, E.C.J., F.A Van Baren and J Van Schuylenborgh. 1972. Tropical Soil. The haque, paris.Young, R.N., and B.P. warkentin. 1975. Soil properties and behaviour. Development in Geotechnical Engineering 5. Elsevier, Amsterdam  
     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar